Kapal Pertama dan Tali Jagal: Momen Mendaratnya Belanda di Banten 1596
Ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di perairan Banten pada Juni 1596. Peristiwa ini sangat bersejarah, sebab menandai kedatangan pertama bangsa Belanda di Nusantara setelah pelayaran panjang. Kapal Pertama yang membawa rombongan ini, meskipun awalnya disambut baik oleh Kesultanan Banten, justru membawa bibit petaka kolonialisme.
Armada yang terdiri dari empat Kapal Pertama—Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken—berangkat dari Belanda untuk mencari sumber rempah rempah langsung. Keberhasilan ekspedisi ini dalam mencapai Banten, pelabuhan lada utama, membuktikan bahwa jalur dagang melalui Tanjung Harapan bisa ditembus oleh bangsa non Portugis.
Awalnya, Kesultanan Banten di bawah Sultan Abdul Mafakhir menyambut baik Kapal Pertama dan delegasi Belanda, melihat mereka sebagai mitra dagang baru. Namun, karakter Cornelis de Houtman yang kasar, sombong, dan tidak menghormati adat istiadat setempat mulai merusak suasana. Sikap buruk ini menciptakan ketegangan yang cepat memburuk.
Puncak konflik terjadi ketika de Houtman mulai bertindak sewenang wenang dan mengganggu perdagangan. Ia bahkan dilaporkan menyerang kapal kapal lada milik Banten. Kelakuan buruk ini menimbulkan amarah Sultan dan rakyat Banten, yang berujung pada penangkapan Cornelis de Houtman dan beberapa awak kapal lainnya.
Penangkapan Cornelis de Houtman oleh penguasa Banten, sering disebut sebagai insiden “Tali Jagal” secara metaforis. Ini adalah perlawanan keras Banten terhadap sifat tamak asing yang baru datang. Tali Jagal melambangkan perlakuan tegas Kesultanan Banten, memaksa Belanda membayar denda berupa tebusan untuk pembebasan.
Kapal Pertama Belanda akhirnya meninggalkan Banten dengan kerugian besar, baik personel maupun logistik, karena kegagalan Cornelis de Houtman menjaga hubungan dagang. Meskipun secara komersial ekspedisi ini gagal, secara strategis ia membuka jalan bagi Belanda untuk menemukan dan mengidentifikasi rute menuju pusat rempah.
Insiden di Banten menjadi pelajaran penting bagi para pedagang Belanda di kemudian hari. Mereka menyadari bahwa pendekatan dagang harus diubah dari kekasaran militeristik menjadi monopoli terorganisir. Inilah cikal bakal terbentuknya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang akan datang.
Momen pendaratan Kapal Pertama di Banten pada tahun 1596, diikuti oleh insiden Tali Jagal, secara efektif menandai awal dari persinggungan panjang antara Nusantara dan Belanda. Peristiwa ini bukan hanya sejarah dagang, melainkan sebuah prolog berdarah bagi era kolonialisme yang akan berlangsung selama tiga setengah abad.
