Modus Penipuan Kontrakan Fiktif di Sumatera: Waspada Demi Keamanan Anda
Penipuan kontrakan fiktif menjadi momok bagi para pencari hunian di sumatera. Dengan janji harga murah atau lokasi strategis, pelaku berhasil menjerat korban. Modus-modus ini terus berkembang, menjadikan masyarakat harus ekstra hati-hati. Kejahatan ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga mental. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai taktik yang digunakan penipu agar tidak menjadi korban selanjutnya.
seringkali diawali dengan iklan yang sangat menarik di platform online. Gambar properti yang diunggah biasanya terlihat mewah dan bersih, kontras dengan harga sewa yang terlampau rendah. Calon penyewa tergiur, dan tanpa curiga langsung menghubungi nomor kontak yang tertera. Namun, foto-foto tersebut seringkali diambil dari internet atau milik properti lain yang tidak ada hubungannya dengan kontrakan fiktif tersebut.
Modus berikutnya adalah permintaan uang muka atau booking fee dengan alasan mendesak. Pelaku biasanya berdalih bahwa ada banyak peminat lain dan jika tidak segera membayar, unit akan diambil orang lain. Tekanan ini membuat korban terburu-buru melakukan transfer tanpa verifikasi. Setelah uang ditransfer, pelaku akan menghilang dan nomor kontaknya tidak bisa dihubungi lagi. Inilah ciri khas dari.
Tak jarang, penipu juga memalsukan identitas atau dokumen kepemilikan. Mereka bisa berpura-pura menjadi pemilik langsung atau agen properti. Dokumen seperti sertifikat tanah atau IMB palsu disodorkan untuk meyakinkan calon penyewa. Korban yang awam tentu akan percaya begitu saja tanpa melakukan pengecekan mendalam ke instansi terkait. Selalu lakukan verifikasi silang pada setiap dokumen yang disodorkan.
Beberapa penipu bahkan berani mengajak calon korban bertemu di lokasi kontrakan. Namun, lokasi yang ditunjukkan biasanya adalah properti kosong yang memang dijual atau sudah tidak terawat. Setelah korban percaya dan menyerahkan uang, pelaku segera kabur. Pertemuan fisik ini seringkali membuat korban merasa lebih aman, padahal justru menjadi jebakan untuk.
Modus lain yang cukup canggih adalah menggunakan jasa perantara palsu. Penipu bisa bekerja sama dengan oknum yang mengaku sebagai tetangga atau pengelola properti. Mereka akan mengarahkan korban untuk melakukan pembayaran melalui rekening pihak ketiga, dengan dalih rekening pemilik sedang bermasalah. Ini menambah lapisan kerumitan dalam pelacakan jejak uang yang ditransfer oleh korban.
Penipuan kontrakan juga bisa terjadi dengan modus sewa-subsidi. Pelaku menawarkan harga sangat murah karena diklaim mendapat subsidi dari perusahaan atau lembaga tertentu. Tentu saja, ini hanya akal-akalan untuk menarik minat. Setelah uang diterima, dalih-dalih palsu akan muncul seperti “subsidi belum cair” atau “unit tiba-tiba tidak tersedia”, hingga akhirnya pelaku menghilang begitu saja.
Yang paling penting adalah selalu waspada dan jangan tergiur penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Lakukan survei langsung, cek identitas pemilik asli, dan hindari transfer uang sebelum ada ikatan kontrak yang sah dan terverifikasi. Kehati-hatian adalah kunci utama untuk terhindar dari berbagai jenis penipuan properti, khususnya di wilayah padat penduduk seperti sumatera.
